MEMAHAMI KONSEP UMUM MPBA
1.
PENDAHULUAN
Dalam peroses pembelajaran dan
pengajaran terdapat perangkat-perangkat pengajaran yang menunjang dan mendukung
keberhasilan proses pembelajaran, Begitu pula halnya dalam pembelajaran bahasa
arab metode merupakan perangkat yang sangat penting walaupun pada prakteknya
pembelajaran bahasa sedikit berbeda dengan pembelajaran pada umumnya karena
dalam pembelajaran bahasa seorang guru minimal melibatkan tiga ilmu yaitu
linguistik, psikologi dan ilmu pendidikan. Bahkan Ibnu khaldun berkata,
“Sesungguhnya pengajaran itu merupakan profesi yang membutuhkan pengetahuan,
keterampilan, dan kecermatan karena ia sama halnya dengan pelatihan kecakapan
yang memerlukan kiat, strategi dan ketelatenan, sehingga menjadi cakap dan
professional.”
Jika kita melihat fakta pembelajaran
bahasa asing dengan siswa atau murid yang tentunya memiliki perbedaan kemampuan
dasar dan perlengkapan pembelajaran di negara kita yang pada umumnya masih jauh
dari standar internasional, di tambah lagi dengan berbagai problema
pembelajaran bahasa asing (arab) tentu
seorang guru harus memiliki metode jitu untuk memaksimalkan hasil pembelajaran
dengan kondisi tersebut. Maka dalam makalah ini kami ingin mencoba memaparkan
beberapa hal yang bekaitan dengan pengertian, tujuan, serta uregensi Metode
Pengajaran Bahasa Arab (MPBA).
2.
MATERI MAKALAH :
A.
PENGERTIAN MPBA
Secara bahasa Metodologi pengajaran
bahasa arab terdiri dari tiga suku kata yaitu metodologi, pengajaran, dan
bahasa arab . dalam KBI metode di artaikan dengan cara[1] adapun pengajaran berasal
dari kata dasar ajar yang mendapatkan imbuhan pe-an yang berarti
proses,perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan[2] sedangkan bahasa arab menurut mustofa al
gholayani adalah :
الكلمات التى
يعبر بها العرب عن اغراضهم وقد وصلت الينا من طريق النقل.[3]
“ lafaz-lafaz yang digunakan oleh
orang arab untuk menggambarkan maksud merekadan sampai pada kita dengan jalan
penukilan “
Sedangkan suryo subroto mengungkapkan
bahwa metode pengajaran adalah cara-cara pelaksanaan dari proses pengajaran,
atau bagaimana teknisnya suatu bahan pelajaran di sampaikan pada murid-murid di
sekolah[4] . adapun pengajaran
bahasa Arab adalah proses penyajian dan peenyampaian ilmu oleh guru bahasa Arab
kepada murid dengan tujuan agar murid memahami dan menguasai bahasa Arab serta
dapat mengembangkannya.[5]
jadi metode pengajaran bahasa arab
adalah bahasa arab adalah cara-cara pelaksanaan yang akan dan harus di tempuh
seorang guru dalam proses pengajaran/penyampaian materi bahasa arab kepada peserta didik guna mendapatkan
mencapai tujuan pembelajaran dan memaksimalkan hasil pembelajaran bahasa arab.
B.
TUJUAN DAN RUANG LINGKUP MPBA
Sebagaimana pengertian metode
pengajaran baha arab pada poin A maka tujuan MPBA adalah :
1.
Mengefektifkan pengkomunikasian materi bahasa arab
kepada siswa.
2.
Menciptakan pembelajaran bahasa arab yang efektif dan
evisien.
3.
Menciptakan tenaga-tenaga pendidikan bahasa arab yang
profesional.
Oleh karena metode pengajaran bahasa
arab diterapkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran bahasa arab maka ruang lingkup MPBA meliputi pengajaran
bahasa arab dan tujuan pembelajaran bahasa arab itu sendiri, berikut adalah
penjelasan tentang kedua aspek tersebut
:
a)
Pengajaran Bahasa Arab
1. bercakap-cakap (Muhadasah)
Muhadasah yaitu menyajikan bahan
pelajaran bahasa Arab melalui percakapan, dalam percakapan itu dapat terjadi
antara murid dan guru dan antara murid dengan murid, sambil menambah dan terus
memperkaya perbendaharaan kata-kata yang semakin banyak.
Jika diperhatikan lebih jauh, anak kecil belajar bahasa
ibunya memang dimulai dengan percakapan ini, mula-mula ia ucapkan kata-kata
yang diajarkan oleh ibunya meskipun tidak langsung ia pahami atau dimengerti,
setelah agak lancar mulai ia menyusun kata-kata dan akhirnya lama-kelamaan
menjadi mahir dan paham berbicara yang ia ucapkan itu. Jadi, bukan tata
bahasanya yang oertama diajarkan tetapi mmelatih percakapannya. “sudah bisa
karena bisa”, inilah metode yang alamiah dan berhasil guna.
2. Muthola’ah (membaca)
Muthala’ah yaitu menyajikan pelajaran
dengan cara membaca baik membaca dengan bersuara meupun membaca dalam hati.
Melalui Mutholaah ini, diharapkan
anak didik dapat mengucapkan lafat dan kata-kata dan kalimat dalam bahasa Arab
yang fsih, lancar dan benar. Tidak sembarang baca, akan tetapi memperhatikan
tanda-tanda baca, tebal-tipisnya bacaan. Sebab, salah dalam mengucapkan tanda
baca, akan berakibat kesalahan arti yang dimaksud.
3. Imla’ (dikte)
Imla’ disebut juga metode dikte, aTau
metode menulis. Dimana guru membacakan acara pelajaran, dengan menyuruh siswa
untuk menulis di buku tulis. Dan Imla’ dapat pulla berlaku, dimana guru
menuliskan materi pelajaran Imla’ di papan tulis, dan setelah selesai
diperlihatkan kepada siswa. Maka materi Imla’ tersebut dihapus dan menyuruh
siswa untuk menuliskannya kembali di buku tulisnya.
Pada dasarnya ada dua cara imla’ yang
dapat dilakukan dalam pengajaran imla’ di kelas. Yakni dengan cara mengimla’kan
materi pelajaran itu di papan tulis dan murid mencatatnya di buku tulis. Kemudian
imla’ dengan cara guru hanya mebacakan materi pelajaran itu, kemudian murid
menulisnya di buku tulis mereka masing-masing.
4. Insya’ (mengarang)
Insya’ yaitu menyajikan bahan
pelajaran dengan cara menyuruh siswa mengarang dalam bahasa Arab, untuk mengungkapkan
isi hati, pikiran dan pengalaman yang dimilikinya.
Melalui metode ini diharapkan anak
didik dapat mengembangkan daya imajinasi secara kreatif dan produktif sehingga
berpikirnya menjadi berkembang dan tidak statis.
5. Mahfudzat (menghafal)
mengahafal yakni menyajikan materi
pelajaran bahasa Arab dengan jalan menyuruh siswa untuk menghafal
kalimat-kalimat berupa; syair, cerita, kata-kata hikmah dan lain lain yang
menarik hati.
Pada umumnya belajar menghafal
syair-syair, kata-kata hikmahndalam bahasa Arab, sangat digemari oleh anak
didik. Terutama pada tingkat ibtidaiyah dan Tsanawiyah, apalagi materi
menghafal menarik dan menyentuh perasaan anak didik.
6. Qawa’id (nahwu saraf)
Pada umumnya banyak orang Islam
menyangka bahwa bahasa Arab itu disamkan dengan Nahwu Saraf, lalu mereka
membayangkan bahwa kalau begitu belajar bahasa Arab itu sukar, sulit dan
memusingkan otak saraf.
Kesan bahwa bahasa Arab itu sukar,
sulit dan memusingkan kepala adalah banyak disebabkan dari kesalahan metode
dalam mengajar. Sistem dan metode pengajaran lama, terlalu menitikberatkan dan
mengutamakan Nahwu saraf dari pada Ta’bir (percakapan), Muthala’ah (membaca),
dan Imla’ (menulis). Sehingga seolah-oleh menyamakan bahasa Arab itu dengan
Nahwu Saraf itu sendiri. Dengan kata lain, jika seseorang telah mengtahui tata
bahasa Arab maka dengan sendirinya menguasai bahasa Arab. Padahal nahwu saraf
itu baru merupakan satu bagian dari bahasa Arab, yang tidak mesti perlu
dianggap sulit, apalagi ditakuti. Prinsip mengajarkan bahasa Arab hendaknya
tidak menyulitkan. Akan tetapi buatlah anak-anak senang berbahasa Arab, jangan
menyulitkan mereka.
b) Tujuan
pembelajaran bahasa arab
Dalam buku yang berjudul “Pendekatan
Metode dan Teknik Pengajaran Bahasa Arab”, Fuad Effendy dan Fachruddin Djalal
mengemukakan bahwa tujuan pengajaran bahasa Arab dibedakan menjadi tiga, yakni:
1)
Tujuan Strategis
Tim penyusun buku Pedoman Bahasa Arab
Departemen Agama merumuskan tujuan srategis pengajaran bahasa Arab di
Indonesia, yakni:
a. Untuk menunjang pembinaan
kebudayaan nasional. Tujuan ini sehubungan dengan peranan bahasa Arab yang
cukup berarti dalam kebudayaan nasional.
b. Untuk menunjang pembangunan
nasional. Hal ini sehubungan dengan tujuan pembangunan nasional yang tidak saja
mementingkan aspek materiil tapi juga aspek spiritual, dan bahasa Arab adalah
bahasa agama Islam yang dipeluk oleh sebagian besar rakyat Indonesia.
2)
Tujuan Umum (kurikuler)
Tujuan umum adalah tujuan pengajaran
bahasa Arab yang tercantum dalam kurikulum. Tujuan umum ini antara lain:
a. Pengajaran bahasa Arab sebagai
tujuan, dimaksudkan untuk membina ahli bahasa Arab, yang meliputi bidang ilmu
bahasa (linguistik), bidang pengajaran bahasa dan bidang sastra.
b. Pengajaran
bahasa Arab sebagai alat, dimaksudkan untuk memberikan kepada siswa kemahiran
dalam bahasa Arab dalam aspek tertentu sebagai alat untuk keperluan tertentu
pula. Misalnya; sebagai alat untuk komunikasi dalam pergaulan sehari-hari,
sebagai alat untuk memahami buku-buku berbahasa Arab, sebagai alat pembantu
keahlian lain (suplementary), sebagai alat pembantu teknik (vocational).
3)
Tujuan khusus
(Intruksional)
Yang dimaksud tujuan khusus ialah
tujuan untuk masing-masing langkah (step) pada setiap pokok bahasan pada
hari dan jam tertentu. Tujuan khusus ini hendaknya cukup operasional dan
spesifik sehingga dapat dijadikan dasar untuk menetapkan jenis tes yang akan
digunakan untuk mengetahui sejauhmana tujuan-tujuan yang diinginkan dapat dicapai.
Seorang pengajar bahasa Arab yang
baik, seyogyanya mengetahui dengan pasti tujuan yang hendak dicapai oleh
pengajaran bahasa itu, mengetahui apa yang hendak diajarkan untuk mencapai
tujuan itu, mengetahui bagaimana membawakannya di depan kelas, sehingga tujuan
itu tercapai pada waktu yang telah ditentukan dalam kurikulum.
Adapun tujuan akhir dari pengajaran
bahasa ialah agar siswa terampil berbahasa: terampil menyimak, berbicara,
membaca dan menulis.[6]
C.
UREGENSI MPBA DALAM MENUNJANG
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
Mahmud yunus pernah menulis sebuah
ungkapan yang tidak asing bagi para aktivis pendidikan khususnya dibidang
bahasa arab dalam
kitabnya at-tarbiyah wa at-ta’lim (1942):
الطريقة اهمّ من
المادة والاستاذ اهم من اطريقة“
metode lebih penting dari pada materi dan keberadaan guru lebih penting dari
pada metode” . ungkapan tersebut dicetuskan sebagai tandingan dari anggapan
dunia pendidikan dimasa lampau yang menganggap penguasaan materi sebagai faktor
terbesar penentu keberhasilan pembelajaran, dalam artian jika seseorang telah
menguasai suatu materi maka ia akan mudah mengajarkannya pada orang lain . akan
tetapi dalam praktiknya seseorang yang menguasai ilmu tertentu sering kali
menemukan batu sandungan dalam mengkomunikasikan ilmunya secara evektif .[7] begitu pula halnya dalam
pembelajaran bahasa arab, metode ibarat sebuah strategi dalam peperangan, tanpa
strategi maka kita tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal.
Edward Anthony dalam
ahmad fuad efendy mengatakan bahwa metode merupakan renacan menyeluruh
penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan.
Metode dianggap sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan atau materi
pelajaran kepada peserta didik dan dianggap lebih signifikan dari aspek
materi sendiri.
Melihat beberapa pemaparan tentang
metode diatas, maka mengajarkan bahasa arab tidak hanya cukup dengan menguasai
bahasa arab secara utuh lebih dari itu untuk mengajarakan bahasa arab pada orang
lain (terlebih pada non arab) memerlukan langkah-langkah jitu untuk
mengefektifkan dan menjalankan proses pengajarannya sehingga dapat mencapai
tujuan pembelajaran bahasa arab, dan hal ini tidak akan dapat dilakukan oleh
guru yang tidak memahami metode pengajaran bahasa arab. Jadi tanpa
mengesampingkan pentingnya penguasaan bahasa arab, seorang guru bahasa arab
dituntut untuk menguasai metode pengjaran bahasa arab sebagai usaha untuk
menkomuniskasikan dan mengajar secara evektif dan evisien.
D.
TINGKATAN BELAJAR DAN PENGAJARAN
BAHASA ARAB
Setiap manusia telah terlahir dengan
membawa alat-alat berbahasa yang alamiah berupa indra pendengaran,penglihatan,
dan lisan. Tingkatan pengajaran bahasa arab dapat dilihat dari du aspek yaitu
aspek perkembangan anak dan aspek materi bahasa arab. Jika di nisbatkan pada
tahap-tahap perkembangan dan pertumbuhan
manusia maka pengajaran bahasa arab dapat di bagi dalam beberapa
tingkatan yaitu :
1.
Mengajarkan,
mendengarkan, dan bercakap sebelum menulis.
Mendengar dan berbicara terlebih dahulu
daripada menulis. Prinsip ini berangkat dari asumsi bahwa pengajaran bahasa
yang baik adalah pengajaran yang sesuai dengan perkembangan bahasa yang alami
pada manusia2, yaitu setiap anak akan mengawali perkembangan bahasanya dari
mendengar dan memperhatikan kemudian menirukan. Hal itu menunjukkan bahwa
kemampuan mendengar/menyimak (fonetik ) harus lebih dulu dibina, kemudian
kemampuan menirukan ucapan, lalu aspek lainnya seperti membaca dan menulis.
2.
Mengakarkan kalimat
sebelum mengajarkan kata.
Setiap
bahsa didunia memiliki 3 aspek penting yaitu aspek fonetik (
مخارج الحروف), morfologi
(النحو والصرف ) dan sintaksis (تركيب الكلام).
Setelah siswa mempelajari aspek morfologi maka untuk tahap selanjutnya siswa
diajarkan tentang aspek morfologi bahsa arab yang minimal meliputi ilmu alat
seperti nahwu dan sorrof, asumsi ini berdasarkan pada tahap perkembangan anak
yang telah memasuki usia 3-5 tahun dimana dalam usia-usia ini mereka mulai
menyusun kata-kata yang sebelumnya telah berhasil didengar dan ditirukan, ke
dalam sebuah kalimat yang sederhana.
3.
Menggunakan kata-kata yang lebih akrab dengan kehidupan
sehari-hari sebelum mengajarkan bahasa sesuai dengan penutur Bahasa Arab.
Dalam
tahap ini siswa yang sudah pandai mengakarkan kata dan menyusunnya dalam bentuk
kalimat sederhana, mulai diarahakan dan diajarkan untuk mengaplikasikan bahsa
arab yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dimulai
dengan membiasaka siswa untuk menggunakan bahasa arab yang akrab dan sering
digunakan dalam kehidupan sehari-haisebelum mengajarkan bahasa sesuai dengan
penutur bahasa arab.
Jika
di tinjau dari aspek jenis materi bahasa arab, maka pengajaran bahasa arab
dapat di bagi dalam lima (5) tahapan, yaitu:
a.
dari jenis materi yang mudah kepada yang sulit;
b. dari jenis
materi yang sederhana kepada materi yang kompleks;
c.
dari materi yang jelas kepada materi yang samar;
d. dari jenis
materi yang konkrit kepada yang abstrak; dan
e.
dari jenis materi yang sering digunakan kepada materi yang yang jarang
digunakan.
Jenis-jenis penahapan tersebut
dalam pembelajaran memerlukan metode yang sesuai dengan karakter materi maupun
kapasitas kemampuan peserta didik. Prinsip ini setidaknya akan dapat mengurangi
munculnya kesenjangan pemahaman di kalangan peserta didik dengan pemahaman yang
runtut, sistematis, peserta didik mudah dikondisikan untuk berpikir logis,
sistemik, dan terarah untuk memperoleh suatu pengetahuan berbahasa yang
komprehensif.
3.
KESIMPULAN
1. Metode
Pengajaran Bahasa Arab adalah cara-cara pelaksanaan yang akan dan harus di
tempuh seorang guru dalam proses pengajaran/penyampaian materi bahasa arab kepada peserta didik guna mendapatkan
mencapai tujuan pembelajaran dan memaksimalkan hasil pembelajaran bahasa arab.
2. Tujuan MPBA
adalah untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan pembelajaran bahasa arab guna
mencapai tujuan pembelajaran bahasa arab.
3. Metodologi
pengajaran bahasa arab merupakan hal yang niscaya dipelajari dan di kuasai
ooleh para aktivis pendidikan dalam bidang bahasa arab karena ketidak pahaman
terhadap metode pengajaran bahasa arab merupakan ketidak mampuan untuk menjadi
pendidik bahasa arab yang profesional.
4. DAFTAR PUSTA
[1]
KBBI IV, 2008 59
[2]
KBBI edisi IV , 2008 : 23
[4]
Suryo subroto, proses pengajaran di sekolah .rineka cipta : bandung 1997. H
:148
[5] http://belajarbarengfarrahquinn.blogspot.com/2011/05/pengajaran-bahasa-arab.html
[6] http://belajarbarengfarrahquinn.blogspot.com/2011/05/pengajaran-bahasa-arab.html
[7]
Prof.chaidar al-wasilah. Metode Pembelajaran Bahasa Arab (pengantar).Remaja
Rosda Karya:Bandung .h:viii
Tidak ada komentar:
Posting Komentar